INTRODUCTION
Pertanian atau Agriculture merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan bagaimana memproduksi makanan atau barang melalui kegiatan pertanian dan kehutanan. Salah satu dari tujuan teknik pertanian yaitu untuk menjaga suatu produk pertanian agar kualitasnya sama antara pasca panen dengan pra panen. Sehingga dibutuhkan perbaikan lahan dengan cara perbaikan kondisi fisik dan termal tanah, perbaikan kondisi biologi dalam tanah serta penerapan irigasi yang tepat. Tujuan lain dari teknik pertanian yaitu untuk menerapkan prinsip-prinsip teknologi dan daya. Hal ini berarti bahwa dalam teknik pertanian mengambil aspek teknologi dalam mengembangkan tanaman.
Dalam setiap kegiatan pertanian pasti diperlukan suatu sistem saluran yang mendukung dalam pendistribusian air agar bahan pertanian tersebut tidak mati. Sistem ini disebut irigasi. Irigasi merupakan suatu ilmu yang memanfaatkan air untuk tanaman mulai dari tumbuh sampai masa panen. Irigasi ini termasuk dalam bangunan pertanian atau farm structure. Bangunan pertanian merupakan sarana pendukung dalam proses kegiatan pertanian. Dengan perbedaan-perbedaan kebutuhan tanaman terhadap air maka memang diperlukan suatu system irigasi ini. Maksud irigasi ialah untuk mencukupi kebutuhan air guna pertanian dan tujuan irigasi tergantung dari kebutuhan untuk apa irigasi itu akan diperlukannya. Jika pada suatu lahan pertanian didapatkan bahwa kekurangan atau kelebihan akan air maka irigasi berguna untuk memberikan suatu control terhadap keluar masuknya air pada lahan. Maksud dari irigasi tersebut antara lain :
a. Membasahi tanah
b. Merabuk
c. Mengatur suhu (temperatur) tanah
d. Menghindari gangguan dalam tanah
e. Kolmatase
f. Membersihkan air kotoran
g. Mempertinggi air tanah.
PEMBAHASAN
Air tersebut diambil dari sumbernya, dibawa melalui saluran, dibagikan kepada tanaman yang memerlukan secara teratur, dan setelah air tersebut terpakai, kemudian dibuang melalui saluran pembuang menuju sungai kembali. Ketersediaan sumber air irigasi sangat penting. Salah satu upaya mencari potensi sumber air irigasi adalah dengan melakukan deteksi air bawah permukaan (groundwater) melalui pemetaan karakteristik air bawah tanah. Cara ini dapat memberikan informasi mengenai sebaran, volume dan kedalaman sumber air untuk mengembangkan irigasi suplemen. Irigasi merupakan usaha untuk mendatangkan air dengan membuat bangunan dan jaringan berupa saluran - saluran untuk mengalirkan air guna keperluan pertanian, membagi-bagikan air ke sawah-sawah atau ladang-ladang dengan cara yang teratur dan membuang air yang tidak diperlukannya lagi, setelah air itu digunakan dengan sebaik-baiknya.
Irigasi dikehendaki dalam situasi:
(a) bila jumlah curah hujan lebih kecil dari pada kebutuhan tanaman,
(b) bila jumlah curah hujan mencukupi tetapi distribusi dari curah hujan tidak bersamaan dengan waktu yang dikehendaki tanaman.
Point (a) menyatakan bahwa jika air yang dibutuhkan tanaman sangat banyak, namun air yang berasal dari hujan tersebut tidak mencukupi kebutuhan dari tanaman. Tugas dari sistem irigasi yaitu untuk mengatur debit air yang dibutuhkan oleh tanaman pada saat air sangat terbatas bagi pertumbuhan tanaman. Sehingga pemanfaatannya harus efisien. Jumlah air irigasi yang diberikan ditetapkan berdasarkan kebutuhan tanaman, kemampuan tanah memegang air, serta sarana irigasi yang tersedia.
Pada poin (b), irigasi digunakan jika air yang dibutuhkan untuk tanaman terlalu banyak. Fungsi irigasi di sini sebagai pengatur debit air agar air tidak terlalu banyak atau sedikit.
Keragaman jenis tumbuh-tumbuhan karena adanya pengaruh iklim yang kompleks, selain butuh air, tanaman membutuhkan tempat untuk tumbuh yaitu tanah. Tanah yang baik untuk usaha pertanian adalah tanah yang mudah diolah, dan produktivitas tinggi. Sedangkan komposisi tanah untuk kepentingan pertanian berupa tanah mineral dengan kandungan bahan organik (humus) dan tentu saja unsur air dan udara ada pada komposisi tanah tersebut.
Irigasi sangat dibutuhkan dalam rangka melakukan proses pertanian. Produksi tanaman pertanian juga dapat dipengaruhi oleh irigasi. Contohnya pada produksi jagung di Lamuru, Sumba Timur. Daerah ini merupakan daerah yang mempunyai curah hujan yang minim (<1000 mm) dengan penyebaran hujan yang sangat pendek. Hal ini mempengaruhi budidaya pertanian yang dilakukan oleh masyarakat Lamuru. Oleh sebab itu, sistem irigasi diperlukan untuk mengontrol jumlah air yang dibutuhkan tanaman dengan jumlah yang terbatas.
KESIMPULAN
Oleh karena itu ilmu irigasi sangat penting untuk membuat petani atau rakyat sekitarnya dapat memanfaatkan sumber air yang ada, sehingga petani dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Adapun manfaat yang dapat kita ambil dari irigasi adalah:
1.Sistem dapat menjamin sepenuhnya persediaan air untuk tanaman.
2.Sistem dapat menjamin waktu panen pada saat musim kering.
3.Menjaga suhu tanah agar tetap dingin.
4.Mencuci garam – garam yang berada dalam tanah.
5.Memperkecil resiko rembesan air tanah.
6.Agar tanah lebih mudah dikerjakan pada waktu membajak.
REFERENSI
www.wikipedia.com
www.suaramedia.com
http://www.trubus-online.co.id
http://mekanisasi.litbang.deptan.go.id/irigasi Diakses 17 Des 2009 pukul 16.27
Created by: Ardy, Amme & Zay
About Me
Blog Archive
Sunday, December 20, 2009
Friday, December 11, 2009
Sekadar Pemberitahuan
Temen2 Harap baca dengan seksama pesan inicoba pahami dengan baik... ini penting disebarluaskan ke teman2 muslim yang lain bukan ancamannya tetapi kabarnya.. yang sangat pentingWallahu'alam bishawab...> >> > ========KESAKSIAN AYI T.. NURHAYATI=== =====> > Assalamu'alaikum wr. wb> >> > Ketiga kalinya sudah saya menerima Email Berita dari> > Masjid Nabawi ini. > > Pada saat menerima Email 'Berita dari Masjid Nabawi' yang> > pertama> > (kira-kira 2 tahun yll) saya tidak begitu merespon> > Surattersebut, dan> > memang tidak ada kejadian luar biasa terjadi. Hanya pernah> > terjadi sekeluarga mengalami sakit yang sama silih berganti, dan itu terjadi hingga 2 - 3 kali.(saya pikir ach sakit flue biasa......)Kemudian Berita dari Masjid Nabawi yang ke 2, saya terima sekitar Akhir tahun 2002 (tepatnya lupa) melalui sebuah milist dan kembali saya tidak merespon dengan baik email tersebut, bahkan justru mengkritisi Berita Dari Masjid Nabawi tersebut ; bahwa percaya kepada surat tersebut bisa menjadi syirik karena baik dan buruk kejadian yang kita alami ada ditangan Allah SWT.Kejadian aneh pertama terjadi : Adaorang yang mengumpat-umpat membaca coment saya tersebut.... . ......... Dalam hati timbul tanda tanya : 'Wah hebat juga tuh Surat , baru dikomentari gitu aja udah diumpat dan diomeli orang yang nggak dikenal..... ...' Dan beberapa waktu kemudian musibah finansial menimpa saya, saya kehilangan beberapa pekerjaan..dalam hati saya ragu, apakah ini seperti yang disebutkan dalam Berita dari Masjid Nabawi tsb, yakni :'Sedangkan terhadap orang yang menyepelekannya dan membuang surat ini, dia mendapat musibah yang besar yaitu kehilangan sesuatu harta/benda yang sangat dicintai dan disayanginya'Dan malam ini saya menerima kembali Berita dari Masjid Nabawi yang ke 3.Saya coba baca dengan seksama berita tsb. Bagus juga isiberitanya, mengajak kepada kebaikan dan menjauhi kemungkaran. .. Kenapa tidak saya coba untuk sampaikan kepada yang lain? Yang jelas merupakan amal yang baik telah m enyampaikan berita ajakan kepada kebaikan, selebihnya Wallahualam.......Allah- lah yang mengetahui segala kejadian...Semoga Berkah dan Rahmat Allah SWT senantiasa berlimpah kepada kita semua.BERITA DARI MASJID NABAWI.....BERITA PENTING...BERITA UNTUK UMMAT ISLAM DISELURUH DUNIA.SURAT INI DATANGNYA DARI SYECKH ACHMAD DI SAUDI ARABIA :'AKU BERSUMPAH DENGAN NAMA ALLAH SWT DAN NABI MUHAMMADSAW' WASIAT UNTUK SELURUH UMMAT ISLAM DARI SYECKH ACHMAD SEORANG PENJAGA MAKAM RASULULLAH DI MADINAH, YAITU DI MESJID NABAWI SAUDI ARABIA .Pada malam tatkala hamba membaca Al'Quran di makamRasulullah, dan Hamba sampai tertidur, lalu hamba bermimpi. Didalam mimpi hamba bertemu dengan Rasulullah SAW, dan beliau berkata, 'didalam 60.000 orang yang meninggal dunia, diantara bilangan itu tidak ada seorangpun yang mati beriman, dikarenakan :1. Seorang istri tidak lagi mendengar kata-kata suaminya2. Orang yang kaya yang mampu, tidak lagi melambangkan atau menimbangkan rasa belas kasih kepada orang-orang miskin.3. Sudah banyak yang tidak berzakat, tidak berpuasa, tidak sholat dantidak menunaikan ibadah haji, padahal mereka-mereka ini mampu melaksanakan.4. Oleh sebab itu wahai Syechk Achmad engkau sabdakan kepada semua ummat manusia di dunia supaya berbuat kebajikan dan menyembah kepada Allah SWT.Demikian pesan Rasulullah kepada hamba, Maka berdasarkan pesan Rasulullah tersebut dan oleh karenanya hamba berpesan kepada segenap Ummat Islam di dunia :- Bersalawatlah kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW.- Janganlah bermalas-malasan untuk mengerjakan sholat 5 ( lima )waktu.- Bershadaqoh dan berzakatlah dengan segera, santuni anak - anak yatim piatu.- Berpuasalah di bulan ramadhan serta kalau mampu tunaikan segera ibadah haji.PERHATIAN :Bagi siapa saja yang membaca surat ini hendaklah menyalin/mengcopynya untuk disampaikan orang-orang lain yang beriman kepada hari penghabisan/ kiamat.Hari kiamat akan segera tiba dan batu bintang akan terbit, Al'Quran akan hilang dan matahari akan dekat diatas kepala, saat itulah manusia akan panik. Itulah akibat dari kelakuan mereka yang selalu menuruti hawa nafsu dalam jiwa.Dan Barang siapa yang menyebarkan suratini sebanyak 20 (dua puluh) lembar dan disebarkan kepada teman-teman/ rekan-rekan anda atau Masyarakat Islam sekitarnya, maka percayalah anda akan memperoleh setelah dua minggu kemudian. Telah terbukti pada seorang pengusaha diBandung , setelah membaca dan menyalinnya juga menyebarkan sebanyak 20 (dua puluh) lembar, maka dalam jangka waktu 2 (dua) minggu kemudian, dia mendapat keuntungan yang sangat luar biasa besarnya.Sedangkan terhadap orang yang menyepelekannya dan membuangsuratini, Dia mendapat musibah yang besar yaitu kehilangan sesuatuharta/benda yang sangat dicintai dan disayanginya. Perlu diingat kalau kita sengaja tidak memberitahukan suratini kepada orang lain, maka tunggulah saatnya nasib apa yang akan anda alami, dan jangan menyesalapabila mendapat bencana secara tiba-tiba atau kerugian yang sangat besar.Sebaliknya, jika Anda segera menyalin/mengcopyny a dan menyebarkannya kepada orang lain, maka anda akan mendapatkan keuntungan besar atau rezeki yang tiada disangka-sangka.Surat ini ditulis S.T. STAVIA sejak itu surat ini menjelajahdan mengelilingi dunia, dan pada akhirnya sampai kepada Anda.Percayalah beberapa hari lagi sesuatu akan datang kepada Anda dankeluarga Anda,KEJADIAN-KEJADIAN YANG TELAH TERBUKTI !1. Tn. Mustafa mantan menteri Nasabah Malaysia ,dipecatdari jabatannya karena beliau lupa setelah menerima suratini, tidakmenyebarkannya, kemudian beliau ingat suratini, lalu beliau menyalinnyadan Menyebarkannya sebanyak 20 lembar. Beberapa lama kemudianbeliau dilantik kembali menjadi menteri Kabinet.2. Tn. Gojali mantan menteri Malaysia telah menerima surat ini,kemudian beliau menyalinnya sebanyak 20 lembar danmenyebarkannya dan beberapa hari kemudian beliau mendapat keuntungan yang luar biasa besarnya... Dengan adanya kejadian-kejadian tersebut diatas sebagai bukti, untuk itu saya sarankan agar Anda tidak merahasiakannya, dan anda segeralah menyebarkannya untuk teman-teman atau rekan-rekan Anda.Tunggu kabar baik dalam waktu dua minggu setelah Andamenyebarkan surat ini. Allah SWT akan meridho'i niat baik Anda, selamatbertugasdan berkarya.Salam,PENJAGA MAKAM RASULULLAH SAW
Labels:
info
Wednesday, December 9, 2009
MAKALAH P. AGAMA ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Seiring arus globalisasi dan perkembangan zaman yang maju. Tingkat kecerdasan manusia yang tinggi dan canggihnya teknologi yang mereka ciptakan serta penyebaran informasi yang begitu pesat, tanpa menyadari dahulu mereka berasal dari mana? Dengan ini tersadari benar bahwa manusia telah melupakan asal-usul dari mereka atau lebih mungkin juga tak pernah mengingat nama Allah SWT, Tuhan yang menciptakan manusia dari tanah.
Penulisan ini lebih difokuskan membahas asal-usul manusia. Makhluk yang paling sempurna karena dibekali otak untuk berfikir dan hati untuk merasakan apa yang dialaminya. Sekaligus sebagai khalifah di bumi, merawat, menjaga dan mencintai bumi. Namun terkadang manusia menjadi makhluk yang paling serakah, menghalalkan segala cara demi sesuap nasi, mengorbankan harga dirinya untuk kepuasan nafsu belaka, menduakan Allah SWT dengan yang lain dan sebagainya yang di mata Tuhan mereka tak pantas melankah di atas shurga-Nya.
Bertaubatlah wahai manusia sebelum ajal menjemputnmu dan neraka tiada lain tempatmu diakhirat kelak. “Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada di hadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah jika kamu memohon pertolongan, mohon pertolong kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.” (Riwayat Turmuzi).
1.2Tujuan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
Mengetahui asal-usul kejadian manusia
Mengambil hikmah dari proses kejadian manusia diciptakan
Mengetahui fungsi dan tugas-tugas manusia
1.3Rumusan Masalah
Manusia millenium (sekarang) adalah manusia penyempurnaan dari manusia pertama yaitu Nabi Adam AS. Daya pikir dan tingkat perasanya tentu lebih berkembang. Namun yang menjadi tanda tanya besar adalah apakah mereka tahu mengapa manusia diciptakan? Dan buat apa manusia dijadikan khalifah di bumi dengan segala kesempurnaannya?
Manusia hanya mengetahui urusan di duniawi dan menghiraukan masalah akhirat kelak nanti yang bakal menjadi tempat yang kekal abadi. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta menyadari diri masing-masing merupakan cara mengetahui makna mengapa kita diciptakan.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1 Teori Asal-Usul Manusia
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam tingkatan yang paling sempurna dari makhluk-makhluk yang lainnya. Sejak awal manusia diciptakan hingga sekarang yang tentunya manusia sendiri perlu mengkaji mengapa manusia perlu diciptakan, bagaimana proses penciptaannya dan buat apa manusia diciptakan untuk menghuni bumi ini.
Para ahli banyak mengemukakan pendapatnya tentang asal-usul manusia terjadi, hingga tak jarang menimbulkan perdebatan yang alot dalam kasus ini. Keyakinan Islam sebagai umat beragama tentunya itulah sebagai pedoman dalam mengilhami berasal dari manakah manusia itu.
2.1.1 Teori Asal-Usul Manusia Menurut Darwin
Seorang ahli zoologi, bernama Charles Robert darwin (1809-1882) mengatakan bahwa: ”Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan.” Dalam teori tersebut mengacu pada asal-usul manusia sehingga ia berpendapat bahwa manusia sekarang ini adalah hasil yang paling sempurna dari perkembangan tersebut secara teratur oleh hukum-hukum mekanik seperti halnya tumbuhan dan hewan. Pengertian terus berkembang bahwa manusia yang sekarang ada ini merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar (manusia kera bejalan tegak) selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna. Hingga sekarang teori tersebut masih dikenal dengan sebutan “Teori Evolusi”. Tetapi hal ini Darwin merasa kebingungan karena ada beberapa jenis tumbuhan yang mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula. Walaupun pernyataan Darwin dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Species” dapat dikatakan sukses besar karena membahas masalah yang menyangkut asal-usul manusia, namun hal ini hanyalah bersifat dugaan belaka. Hal ini diantaranya merupakan kelemahan teori yang ada dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
2.1.2 Teori Asal-Usul Manusia Menurut Islam
Umat manusia yang mengakui dan menyakini rukun iman yang enam, maka akuilah bahwa Al-Qur’an adalah satu-satunya literatur yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib...” (QS Al-Baqarah: 2-3)
Dengan memperhatikan ayat tersebut maka seharusnya tidak perlu berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan mengenai asal-usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al-Qur’an yaitu iman kepada yang ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali dengan kata kemungkinan, diperkirakan, dsb. Jadi, sebenarnya para ilmuwan ragu dengan apa yang mereka nyatakan.
Proses kejadian manusia menurut Islam melalui beberapa peringkat dengan merujuk kepada kepada beberapa ayat yang bersesuaian.
1. Peringkat Sari Pati Tanah
Pada peringkat ini didapati bahwa Allah SWT melakukan beberapa penyaringan debu tanah. Firman Allah: “Kemudian Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah.” (QS. Al-Mu’minun (23):12)
2. Peringkat Tanah Melekat
Pada peringkat ini dikenali sebagai tanah melekat. Sebagaimana firman Allah: “...Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.” (QS. Ash-Sofat:11).
Sebagaimana diketahui tanah liat pada dasarnya mempunyai sifat melekat. Al-Qurtubiyy menguraikan bahwa pada peringkat ini keadaan tanah melekat atau menempel diantara satu sama lain. Manakala selepas itu tanah ini akan menjadi tanah yang keras.
3. Peringkat Tanah Berbau
Peringkat ini adalah dengan merujuk kepada firman Allah yang bermaksud: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS. Al-Hijr:26)
4. Peringkat Tanah Keras
Perkataan ini tidak sempurna jika perumpamaannya tidak dijelaskan bersama yaitu yang membawa arti seperti tembikar. Maka jelas bahwa pada peringkat ini dari aspek fisikalnya manusia yang ingin diciptakan oleh Allah SWT berada dalam keadaan yang keras seperti sifat tembikar.
Sebagaimana firman Allah SWT yang bermaksud: “Dia mencipta manusia dari tanah kering seperti tembikar.” (QS. Ar-Rahman:14)
5. Peringkat Peniupan Roh
Peringkat yang kelima ini menunjukkan proses penciptaan manusia pertama (Adam) dari aspek spiritual. Dalam Surat Al-Hijr ayat 39: “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)Ku, maka tunduklah kamu kepada-Nya dengan bersujud.”
2.2 Manusia Sebagai Khalifatullah
Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi. Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Sedangkan tujuan hidup manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan kesenangan dunia dan ketenangan akhirat. Jadi, manusia di atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan oleh Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu adalah untuk mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat.
Apa yang harus dilakukan oleh khalifatullah itu di bumi? Dan bagaimanakah manusia melaksanakan ibadah-ibadah tersebut? Serta bagaimanakah manusia bisa mencapai kesenangan dunia dan ketenangan akhirat tersebut? Banyak sekali ayat yang menjelaskan mengenai tiga pandangan ini kepada manusia. Antara lain seperti disebutkan pada Surah Al-Baqarah ayat 30:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui“. (Q.S. Al-Baqarah: 30)
Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari tugas-tugas yang telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di bumi, maka ia memiliki tugas-tugas tertentu sesuai dengan tugas-tugas yang telah digariskan oleh Allah selama manusia itu berada di bumi sebagai khalifatullah.
Jika kita menyadari diri kita sebagai khalifah Allah, sebenarnya tidak ada satu manusia pun di atas dunia ini yang tidak mempunyai “kedudukan” ataupun “jabatan”. Jabatan-jabatan lain yang bersifat keduniaan sebenarnya merupakan penjabaran dari jabatan pokok sebagai khalifatullah. Jika seseorang menyadari bahwa jabatan keduniawiannya itu merupakan penjabaran dari jabatannya sebagai khalifatullah, maka tidak ada satu manusia pun yang akan menyelewengkan jabatannya. Sehingga tidak ada satu manusia pun yang akan melakukan penyimpangan-penyimpangan selama dia menjabat.
Jabatan manusia sebagai khalifah adalah amanat Allah. Jabatan-jabatan duniawi, misalkan yang diberikan oleh atasan kita, ataupun yang diberikan oleh sesama manusia, adalah merupakan amanah Allah, karena merupakan penjabaran dari khalifatullah. Sebagai khalifatullah, manusia harus bertindak sebagaimana Allah bertindak kepada semua makhluknya.
Pada hakikatnya, kita menjadi khalifatullah secara resmi adalah dimulai pada usia akil baligh sampai kita dipanggil kembali oleh Allah. Manusia diciptakan oleh Allah di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Lantas, apakah manusia ketika berada di dalam rahim ibunya tidak menjalankan tugasnya sebagai seorang hamba? Apakah janin yang berada di dalam rahim itu tidak beribadah?
Pada dasarnya, semua makhluk Allah di atas bumi ini beribadah menurut kondisinya. Paling tidak, ibadah mereka itu adalah bertasbih kepada Allah. Disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah: Yushabbihu lillahi ma fissamawati wama fil ardh.
Bebatuan, pepohonan, gunung, dan sungai misalkan, semuanya beribadah kepada Allah dengan cara bertasbih. Dalam hal ini, janin yang berada di dalam rahim ibu beribadah sesuai dengan kondisinya, yaitu dengan cara bertasbih. Ketika Allah akan meniupkan roh ke dalam janin, maka Allah bertanya dulu kepada janin tersebut. Allah mengatakan “Aku akan meniupkan roh ke dalam dirimu. Tetapi jawab dahulu pertanyaan-Ku, baru Aku akan tiupkan roh itu ke dalam dirimu. Apakah engkau mengakui Aku sebagai Tuhanmu?” Lalu dijawab oleh janin tersebut, “Iya, aku mengakui Engkau sebagai Tuhanku.”
Dari sejak awal, ternyata manusia itu sebelum ada rohnya, atau pada saat rohnya akan ditiupkan, maka Allah menanyakan dahulu apakah si janin mau mengakui-Nya sebagai Tuhan. Jadi, janin tersebut beribadah menurut kondisinya, yaitu dengan bertasbih kepada Allah. Tidak ada makhluk Allah satupun yang tidak bertasbih kepada-Nya.
Manusia mulai melakukan penyimpangan dan pembangkangan terhadap Allah yaitu pada saat ia berusia akil baligh hingga akhir hayatnya. Tetapi, jika kita ingat fungsi kita sebagai khalifatullah, maka takkan ada manusia yang melakukan penyimpangan.
Makna sederhana dari khalifatullah adalah “pengganti Allah di bumi”. Setiap detik dari kehidupan kita ini harus diarahkan untuk beribadah kepada Allah, seperti ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya: Wa ma khalaqtul jinna wal insa illa li ya’budu. Yang artinya, “Tidak Aku ciptakan manusia dan jin kecuali untuk menyembah kepada-Ku.”
Kalau begitu, sepanjang hayat kita sebenarnya adalah untuk beribadah kepada Allah. Dalam pandangan Islam, ibadah itu ada dua macam, yaitu: ibadah primer (ibadah mahdhah) dan ibadah sekunder (ibadah ghairu mahdhah). Ibadah mahdhah adalah ibadah yang langsung, sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah tidak langsung. Seseorang yang meninggalkan ibadah mahdhah, maka akan diberikan siksaan oleh Allah. Sedangkan bagi yang melaksanakannya, maka akan langsung diberikan ganjaran oleh Allah. Ibadah mahdhah antara lain: shalat, puasa, zakat, dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah semua aktifitas kita yang bukan merupakan ibadah mahdhah tersebut, antara lain: bekerja, masak, makan, dan menuntut ilmu.
Ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang paling banyak dilakukan dalam keseharian kita. Dalam kondisi tertentu, ibadah ghairu mahdhah harus didahulukan daripada ibadah mahdhah. Nabi mengatakan, jika kita akan shalat, sedangkan di depan kita sudah tersedia makanan, maka dahulukanlah untuk makan, kemudian barulah melakukan shalat. Hal ini dapat kita pahami, bahwa jika makanan sudah tersedia, lalu kita mendahulukan shalat, maka dikhawatirkan shalat yang kita lakukan tersebut menjadi tidak khusyu’, karena ketika shalat tersebut kita selalu mengingat makanan yang sudah tersedia tersebut, apalagi perut kita memang sedang lapar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia adalah makhluk berfikir yang dengan itu menjadikan dirinya ada. Manusia disebut juga makhluk yang suka bertanya (Prof. Dr. R. F. Beerling). Dengan berfikir dan bertanya, manusia menjelajahi pengembaraannya, mulai dari dirinya sendiri kemudian lingkungannya bahkan kemudian sampai pada hal-hal lain yang menyangkut asal mula atau mungkin akhir dari semua yang dilihatnya.
Proses kejadian manusia dibagi kedalam lima peringkat yaitu:
1. Peringkat saripati tanah
2. Peringkat tanah melekat
3. Peringkat tanah berbau
4. Peringkat tanah keras
5. Peringkat peniupan roh
Manusia juga dibebankan sebagai khalifatullah di bumi. Tugasnya adalah menjaga, merawat, dan melestarikan isi bumi demi kelangsungan hidup umat manusia. Selain itu harus mengabdi kepada sang Khaliq, dalam QS. Al-An’am ayat 162, Allah SWT berfirman: “Katakanlah, sesungguhnya shalatku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Tuhan pemelihara alam”.
3.2 Saran
Charles Robert Darwin (1809-1882) mengemukakan bahwa manusia yang ada sekarang ini merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar (manusia kera berjalan tegak) selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk paling sempurna. Pernyataan tersebut dibantah oleh Islam, Al-Qur’an tidak menggolongkan manusia ke dalam kelompok hewan sel;ama manusia mempergunakan akal dan karunia Tuhan lainnya.
“...Mereka (manusia) punya hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah), punya mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), punya telinga tetapi tidak mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka (manusia) yang seperti itu sama (martabatnya) dengan hewan bahkan lebih rendah ( lagi) dari binatang”. (QS. Al-A’raf ayat 179)
Perdebatan asal mula manusia masih akan terus berkembang. Namun, sebagai umat Islam haruslah mempercayai firman Allah dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Peningkatan kadar keimanan dan ketaqwaan adalah upaya umat (manusia) mengetahui asal mula dirinya berasal.
Jadi, jangan berfikir bahwa manusia lebih rendah dari binatang, karena manusia dibekali akal pikiran, kalbu, jiwa, dam raga yang lebih sempurna dari makhluk manapun.
DAFTAR PUSTAKA
http://al-hudaz.blogspot.com/2009/04/manusia-dan-agama-i.html/
http://alteronline.wordpress.com/2008/12/18/asal-usul-manusia-makalah-materi/
http://getjar.com/2009/hadis40/
Rahman, Abdul.2009.Pendidikan Agama Islam.Purwokerto:UNSOED.
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Seiring arus globalisasi dan perkembangan zaman yang maju. Tingkat kecerdasan manusia yang tinggi dan canggihnya teknologi yang mereka ciptakan serta penyebaran informasi yang begitu pesat, tanpa menyadari dahulu mereka berasal dari mana? Dengan ini tersadari benar bahwa manusia telah melupakan asal-usul dari mereka atau lebih mungkin juga tak pernah mengingat nama Allah SWT, Tuhan yang menciptakan manusia dari tanah.
Penulisan ini lebih difokuskan membahas asal-usul manusia. Makhluk yang paling sempurna karena dibekali otak untuk berfikir dan hati untuk merasakan apa yang dialaminya. Sekaligus sebagai khalifah di bumi, merawat, menjaga dan mencintai bumi. Namun terkadang manusia menjadi makhluk yang paling serakah, menghalalkan segala cara demi sesuap nasi, mengorbankan harga dirinya untuk kepuasan nafsu belaka, menduakan Allah SWT dengan yang lain dan sebagainya yang di mata Tuhan mereka tak pantas melankah di atas shurga-Nya.
Bertaubatlah wahai manusia sebelum ajal menjemputnmu dan neraka tiada lain tempatmu diakhirat kelak. “Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya Dia akan selalu berada di hadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah jika kamu memohon pertolongan, mohon pertolong kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering.” (Riwayat Turmuzi).
1.2Tujuan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
Mengetahui asal-usul kejadian manusia
Mengambil hikmah dari proses kejadian manusia diciptakan
Mengetahui fungsi dan tugas-tugas manusia
1.3Rumusan Masalah
Manusia millenium (sekarang) adalah manusia penyempurnaan dari manusia pertama yaitu Nabi Adam AS. Daya pikir dan tingkat perasanya tentu lebih berkembang. Namun yang menjadi tanda tanya besar adalah apakah mereka tahu mengapa manusia diciptakan? Dan buat apa manusia dijadikan khalifah di bumi dengan segala kesempurnaannya?
Manusia hanya mengetahui urusan di duniawi dan menghiraukan masalah akhirat kelak nanti yang bakal menjadi tempat yang kekal abadi. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta menyadari diri masing-masing merupakan cara mengetahui makna mengapa kita diciptakan.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1 Teori Asal-Usul Manusia
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam tingkatan yang paling sempurna dari makhluk-makhluk yang lainnya. Sejak awal manusia diciptakan hingga sekarang yang tentunya manusia sendiri perlu mengkaji mengapa manusia perlu diciptakan, bagaimana proses penciptaannya dan buat apa manusia diciptakan untuk menghuni bumi ini.
Para ahli banyak mengemukakan pendapatnya tentang asal-usul manusia terjadi, hingga tak jarang menimbulkan perdebatan yang alot dalam kasus ini. Keyakinan Islam sebagai umat beragama tentunya itulah sebagai pedoman dalam mengilhami berasal dari manakah manusia itu.
2.1.1 Teori Asal-Usul Manusia Menurut Darwin
Seorang ahli zoologi, bernama Charles Robert darwin (1809-1882) mengatakan bahwa: ”Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan.” Dalam teori tersebut mengacu pada asal-usul manusia sehingga ia berpendapat bahwa manusia sekarang ini adalah hasil yang paling sempurna dari perkembangan tersebut secara teratur oleh hukum-hukum mekanik seperti halnya tumbuhan dan hewan. Pengertian terus berkembang bahwa manusia yang sekarang ada ini merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar (manusia kera bejalan tegak) selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna. Hingga sekarang teori tersebut masih dikenal dengan sebutan “Teori Evolusi”. Tetapi hal ini Darwin merasa kebingungan karena ada beberapa jenis tumbuhan yang mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula. Walaupun pernyataan Darwin dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Species” dapat dikatakan sukses besar karena membahas masalah yang menyangkut asal-usul manusia, namun hal ini hanyalah bersifat dugaan belaka. Hal ini diantaranya merupakan kelemahan teori yang ada dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
2.1.2 Teori Asal-Usul Manusia Menurut Islam
Umat manusia yang mengakui dan menyakini rukun iman yang enam, maka akuilah bahwa Al-Qur’an adalah satu-satunya literatur yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib...” (QS Al-Baqarah: 2-3)
Dengan memperhatikan ayat tersebut maka seharusnya tidak perlu berkecil hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran keterangan mengenai asal-usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al-Qur’an yaitu iman kepada yang ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali dengan kata kemungkinan, diperkirakan, dsb. Jadi, sebenarnya para ilmuwan ragu dengan apa yang mereka nyatakan.
Proses kejadian manusia menurut Islam melalui beberapa peringkat dengan merujuk kepada kepada beberapa ayat yang bersesuaian.
1. Peringkat Sari Pati Tanah
Pada peringkat ini didapati bahwa Allah SWT melakukan beberapa penyaringan debu tanah. Firman Allah: “Kemudian Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah.” (QS. Al-Mu’minun (23):12)
2. Peringkat Tanah Melekat
Pada peringkat ini dikenali sebagai tanah melekat. Sebagaimana firman Allah: “...Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.” (QS. Ash-Sofat:11).
Sebagaimana diketahui tanah liat pada dasarnya mempunyai sifat melekat. Al-Qurtubiyy menguraikan bahwa pada peringkat ini keadaan tanah melekat atau menempel diantara satu sama lain. Manakala selepas itu tanah ini akan menjadi tanah yang keras.
3. Peringkat Tanah Berbau
Peringkat ini adalah dengan merujuk kepada firman Allah yang bermaksud: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS. Al-Hijr:26)
4. Peringkat Tanah Keras
Perkataan ini tidak sempurna jika perumpamaannya tidak dijelaskan bersama yaitu yang membawa arti seperti tembikar. Maka jelas bahwa pada peringkat ini dari aspek fisikalnya manusia yang ingin diciptakan oleh Allah SWT berada dalam keadaan yang keras seperti sifat tembikar.
Sebagaimana firman Allah SWT yang bermaksud: “Dia mencipta manusia dari tanah kering seperti tembikar.” (QS. Ar-Rahman:14)
5. Peringkat Peniupan Roh
Peringkat yang kelima ini menunjukkan proses penciptaan manusia pertama (Adam) dari aspek spiritual. Dalam Surat Al-Hijr ayat 39: “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)Ku, maka tunduklah kamu kepada-Nya dengan bersujud.”
2.2 Manusia Sebagai Khalifatullah
Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi. Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Sedangkan tujuan hidup manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan kesenangan dunia dan ketenangan akhirat. Jadi, manusia di atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan oleh Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu adalah untuk mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat.
Apa yang harus dilakukan oleh khalifatullah itu di bumi? Dan bagaimanakah manusia melaksanakan ibadah-ibadah tersebut? Serta bagaimanakah manusia bisa mencapai kesenangan dunia dan ketenangan akhirat tersebut? Banyak sekali ayat yang menjelaskan mengenai tiga pandangan ini kepada manusia. Antara lain seperti disebutkan pada Surah Al-Baqarah ayat 30:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui“. (Q.S. Al-Baqarah: 30)
Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari tugas-tugas yang telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di bumi, maka ia memiliki tugas-tugas tertentu sesuai dengan tugas-tugas yang telah digariskan oleh Allah selama manusia itu berada di bumi sebagai khalifatullah.
Jika kita menyadari diri kita sebagai khalifah Allah, sebenarnya tidak ada satu manusia pun di atas dunia ini yang tidak mempunyai “kedudukan” ataupun “jabatan”. Jabatan-jabatan lain yang bersifat keduniaan sebenarnya merupakan penjabaran dari jabatan pokok sebagai khalifatullah. Jika seseorang menyadari bahwa jabatan keduniawiannya itu merupakan penjabaran dari jabatannya sebagai khalifatullah, maka tidak ada satu manusia pun yang akan menyelewengkan jabatannya. Sehingga tidak ada satu manusia pun yang akan melakukan penyimpangan-penyimpangan selama dia menjabat.
Jabatan manusia sebagai khalifah adalah amanat Allah. Jabatan-jabatan duniawi, misalkan yang diberikan oleh atasan kita, ataupun yang diberikan oleh sesama manusia, adalah merupakan amanah Allah, karena merupakan penjabaran dari khalifatullah. Sebagai khalifatullah, manusia harus bertindak sebagaimana Allah bertindak kepada semua makhluknya.
Pada hakikatnya, kita menjadi khalifatullah secara resmi adalah dimulai pada usia akil baligh sampai kita dipanggil kembali oleh Allah. Manusia diciptakan oleh Allah di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Lantas, apakah manusia ketika berada di dalam rahim ibunya tidak menjalankan tugasnya sebagai seorang hamba? Apakah janin yang berada di dalam rahim itu tidak beribadah?
Pada dasarnya, semua makhluk Allah di atas bumi ini beribadah menurut kondisinya. Paling tidak, ibadah mereka itu adalah bertasbih kepada Allah. Disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah: Yushabbihu lillahi ma fissamawati wama fil ardh.
Bebatuan, pepohonan, gunung, dan sungai misalkan, semuanya beribadah kepada Allah dengan cara bertasbih. Dalam hal ini, janin yang berada di dalam rahim ibu beribadah sesuai dengan kondisinya, yaitu dengan cara bertasbih. Ketika Allah akan meniupkan roh ke dalam janin, maka Allah bertanya dulu kepada janin tersebut. Allah mengatakan “Aku akan meniupkan roh ke dalam dirimu. Tetapi jawab dahulu pertanyaan-Ku, baru Aku akan tiupkan roh itu ke dalam dirimu. Apakah engkau mengakui Aku sebagai Tuhanmu?” Lalu dijawab oleh janin tersebut, “Iya, aku mengakui Engkau sebagai Tuhanku.”
Dari sejak awal, ternyata manusia itu sebelum ada rohnya, atau pada saat rohnya akan ditiupkan, maka Allah menanyakan dahulu apakah si janin mau mengakui-Nya sebagai Tuhan. Jadi, janin tersebut beribadah menurut kondisinya, yaitu dengan bertasbih kepada Allah. Tidak ada makhluk Allah satupun yang tidak bertasbih kepada-Nya.
Manusia mulai melakukan penyimpangan dan pembangkangan terhadap Allah yaitu pada saat ia berusia akil baligh hingga akhir hayatnya. Tetapi, jika kita ingat fungsi kita sebagai khalifatullah, maka takkan ada manusia yang melakukan penyimpangan.
Makna sederhana dari khalifatullah adalah “pengganti Allah di bumi”. Setiap detik dari kehidupan kita ini harus diarahkan untuk beribadah kepada Allah, seperti ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya: Wa ma khalaqtul jinna wal insa illa li ya’budu. Yang artinya, “Tidak Aku ciptakan manusia dan jin kecuali untuk menyembah kepada-Ku.”
Kalau begitu, sepanjang hayat kita sebenarnya adalah untuk beribadah kepada Allah. Dalam pandangan Islam, ibadah itu ada dua macam, yaitu: ibadah primer (ibadah mahdhah) dan ibadah sekunder (ibadah ghairu mahdhah). Ibadah mahdhah adalah ibadah yang langsung, sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah tidak langsung. Seseorang yang meninggalkan ibadah mahdhah, maka akan diberikan siksaan oleh Allah. Sedangkan bagi yang melaksanakannya, maka akan langsung diberikan ganjaran oleh Allah. Ibadah mahdhah antara lain: shalat, puasa, zakat, dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah semua aktifitas kita yang bukan merupakan ibadah mahdhah tersebut, antara lain: bekerja, masak, makan, dan menuntut ilmu.
Ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang paling banyak dilakukan dalam keseharian kita. Dalam kondisi tertentu, ibadah ghairu mahdhah harus didahulukan daripada ibadah mahdhah. Nabi mengatakan, jika kita akan shalat, sedangkan di depan kita sudah tersedia makanan, maka dahulukanlah untuk makan, kemudian barulah melakukan shalat. Hal ini dapat kita pahami, bahwa jika makanan sudah tersedia, lalu kita mendahulukan shalat, maka dikhawatirkan shalat yang kita lakukan tersebut menjadi tidak khusyu’, karena ketika shalat tersebut kita selalu mengingat makanan yang sudah tersedia tersebut, apalagi perut kita memang sedang lapar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia adalah makhluk berfikir yang dengan itu menjadikan dirinya ada. Manusia disebut juga makhluk yang suka bertanya (Prof. Dr. R. F. Beerling). Dengan berfikir dan bertanya, manusia menjelajahi pengembaraannya, mulai dari dirinya sendiri kemudian lingkungannya bahkan kemudian sampai pada hal-hal lain yang menyangkut asal mula atau mungkin akhir dari semua yang dilihatnya.
Proses kejadian manusia dibagi kedalam lima peringkat yaitu:
1. Peringkat saripati tanah
2. Peringkat tanah melekat
3. Peringkat tanah berbau
4. Peringkat tanah keras
5. Peringkat peniupan roh
Manusia juga dibebankan sebagai khalifatullah di bumi. Tugasnya adalah menjaga, merawat, dan melestarikan isi bumi demi kelangsungan hidup umat manusia. Selain itu harus mengabdi kepada sang Khaliq, dalam QS. Al-An’am ayat 162, Allah SWT berfirman: “Katakanlah, sesungguhnya shalatku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Tuhan pemelihara alam”.
3.2 Saran
Charles Robert Darwin (1809-1882) mengemukakan bahwa manusia yang ada sekarang ini merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar (manusia kera berjalan tegak) selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk paling sempurna. Pernyataan tersebut dibantah oleh Islam, Al-Qur’an tidak menggolongkan manusia ke dalam kelompok hewan sel;ama manusia mempergunakan akal dan karunia Tuhan lainnya.
“...Mereka (manusia) punya hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah), punya mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), punya telinga tetapi tidak mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka (manusia) yang seperti itu sama (martabatnya) dengan hewan bahkan lebih rendah ( lagi) dari binatang”. (QS. Al-A’raf ayat 179)
Perdebatan asal mula manusia masih akan terus berkembang. Namun, sebagai umat Islam haruslah mempercayai firman Allah dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Peningkatan kadar keimanan dan ketaqwaan adalah upaya umat (manusia) mengetahui asal mula dirinya berasal.
Jadi, jangan berfikir bahwa manusia lebih rendah dari binatang, karena manusia dibekali akal pikiran, kalbu, jiwa, dam raga yang lebih sempurna dari makhluk manapun.
DAFTAR PUSTAKA
http://al-hudaz.blogspot.com/2009/04/manusia-dan-agama-i.html/
http://alteronline.wordpress.com/2008/12/18/asal-usul-manusia-makalah-materi/
http://getjar.com/2009/hadis40/
Rahman, Abdul.2009.Pendidikan Agama Islam.Purwokerto:UNSOED.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Followers
Category
- info (1)
- IRIGASI (1)
- MAKALAH PKN (1)